Sadat Amrul S, SE, M.Si
STIE Indonesia Kalimantan Selatan
Ahyadi Syar’ie, SE
STIE Indonesia Kalimantan Selatan
ABSTRAK
This research test directly factors influencing for systems development quality, like: user participation, user training, user expertise, user /developer communication, user influence, and user conflict. Persuant to answer 86 respondent employee banking industry in Banjarmasin. Result of examination of partial regretion indicate that user training and user/developer communication have an effect on positive and significant to systems development quality, while user participation, user influence, user expertise and user conflict not have an effect on by partial to systems development quality.
Keyword : information system, quality measurement, system quality, user satisfaction
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ketergantungan dunia usaha pada sistem-sistem perangkat lunak sekarang ini makin meningkat, namun satu hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan system tersebut harus sesuai dengan spesifikasi, agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pemakainya. Walaupun upaya untuk meningkatkan pengembangan system perangkat lunak terus-menerus dilakukan, namun untuk mendapatkan perangkat lunak yang berkualitas, diantara sekian banyak perangkat lunak yang ada sekarang ini tetaplah sangat sulit. Fok, Fok, dan Hartman (2001) menemukan bahwa program Total Quality Management (TQM) dapat membantu dalam memajukan kualitas sistem informasi.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Pearson, McCahon, dan Hightower (1995) menemukan bahwa dibutuhkan tiga sampai lima tahun bagi kualitas program untuk menghasilkan manfaat yang signifikan dalam ruang lingkup kepuasan pemakai serta kualitas dari produk dan pelayanan. Sementara itu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jones dalam Guimaraes, Staples, dan McKeen (2003) menemukan cara penghapusan biaya kerusakan diantara pengeluaran-pengeluaran tertinggi dalam proyek pengembangan pembuatan perangkat lunak. Lagi pula ketidakcukupan dan kekurangan studi empiris mengenai kualitas perangkat lunak yang membuat sulit para manajer proyek untuk menggunakan perangkat lunak yang ada secara efektif. Dan strategi-strategi di dalam manajemen dan kualitas kontrol.
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
4. SIMPULAN DAN KETERBATASAN
4.1. Simpulan
Penelitian ini menguji secara langsung faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pengembangan kualitas sistem seperti: partisipasi pemakai, pelatihan pemakai, keahlian pemakai, komunikasi pemakai-pengembang, pengaruh pemakai, dan konflik pemakai. Hasil pengujian hipotesis penelitian diatas menjelaskan bahwa pelatihan pemakai dan konflik pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas sistem, temuan ini mendukung hasil penelitian Guimaraes, Staples, dan McKeen (2003), sedangkan partisipasi pemakai, pengaruh pemakai, keahlian pemakai dan komunikasi pemakai-pengembang menolak hasil Guimaraes, Staples, dan McKeen (2003), namun pengaruh komunikasi pemakai-pengembang sejalan dengan hasil penelitian Monge, Buckmand, Dillard, dan Eisenberg; Guinan dalam Guimaraes, Staples, dan McKeen (2003).
4.2. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan yang kemungkinan mempengaruhi hasil penelitian ini, antara lain: 1)Responden penelitian terbatas pada pemakai akhir (end-user) sistem informasi yang bekerja pada perusahaan perbankan di daerah (Banjarmasin), mungkin akan berbeda jika cakupan wilayah lebih luas misal seluruh perbankan di Indonesia.2) Data yang dianalisis dalam penelitian menggunakan instumen yang berdasarkan persepsi jawaban responden, hal ini akan menimbulkan masalah apabila persepsi responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya. 3) Pengukuran persepsi dengan skala likert yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner mungkin juga menghasilkan response bias dan mempengaruhi internal validity. 4) Pengukuran non response bias tidak dapat dilakukan karena rentang pengembalian kuesioner yang menjawab dan tidak menjawab kuesioner sulit untuk dibedakan.
4.3. Implikasi Penelitian
Telepas dari keterbatasan yang ada, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengembangan kualitas sistem, faktor pemberdayaan manusia penting untuk diperhatikan. Pelatihan pemakai dan komunikasi pemakai-pengembang yang terbukti dapat meningkatkan kualitas atas sistem yang dikembangkan, harus dipertimbangkan dimana, bagaimana dan kapan diperlukan sehingga dalam proses pengembangan kualitas sistem yang dilakukan dapat berhasil Tidak signifikannya partisipasi pemakai, keahlian pemakai, pengaruh pemakai, dan konflik pemakai (signifikan terbalik) dalam penelitian ini bukan berarti tidak penting dalam proses pengembangan kualitas sistem, mungkin hanya dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang berbeda-beda dialami responden dan adanya variabel antara yang memediasi hubungan tersebut. Akhirnya bagi ilmu akuntansi, khususnya akuntansi keperilakuan hasil studi ini dapat menjadi dukungan bahwa aspek-aspek kondisional dan perilaku menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam proses pengembangan kualitas sistem. Mudah-mudahan dalam penelitian mendatang dapat dikembangkan sekaligus dapat diperbaiki kelemahan metodologinya.