Jurnal Simposium Nasional Akuntansi 15 (SNA XV)

Jurnal Simposium Nasional Akuntansi 15 (SNA XV)

Judul Jurnal (SNA 15  Banjarmasin) : Pengaruh Kecenderungan Manajer Dalam Pembuatan Keputusan Terhadap Payoff Magnitude

Penulis : David Prasetya – Baldric Siregar (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta)

PENDAHULUAN

Salah satu keputusan penting dalam perusahaan adalah keputusan investasi modal (capital investment decision). Investasi modal membutuhkan dana yang besar dan berdimensi waktu jangka panjang. Hal ini menyebabkan keputusan investasi modal memiliki risiko. Risiko yang mungkin terjadi adalah adanya kemungkinan aliran kas masa depan tidak seperti yang diharapkan. Karena membutuhkan dana besar, berdimensi waktu jangka panjang, dan beririko, maka manajer perlu berhati-hati dalam membuat keputusan investasi modal.

Pertimbangan seseorang manajer tentang risiko didasarkan pada preferensi kepribadian seseorang tersebut. Dalam pengambilan risiko manajer dapat bersikap risk averse, risk neutral, atau risk taking. Manajer yang bersikap risk averse adalah manajer yang menyukai risiko. Manajer yang risk neutral adalah manajer yang netral terhadap risiko. Sedangkan manajer yang bersikap risk averse adalah manajer yang tidak menyukai risiko. Menurut March dan Shapira (1987) ada tiga hal yang memotivasi seorang manajer bersikap risk taking, yaitu:

1. Manajer percaya bahwa dengan bersikap risk taking merupakan bagian penting agar dapat sukses.

2. Manajer percaya dengan bersikap risk taking merupakan bagian dari seorang manajer.

3. Manajer memandang risk taking sebagai kesenangan secara emosional sehingga manajer dapat merasakan adanya sensasi tentang kecemasan atau sukacita.

Salah satu teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan pembuatan keputusan manajer dalam pengambilan risiko adalah teori keagenan. Teori keagenan menyatakan bahwa masalah keagenan terjadi ketika kepentingan manajer berbeda dari kepentingan pemegang saham. Misalnya, manajer menginginkan proyek yang sedang ia tangani tampak berhasil. Informasi sesungguhnya tentang proyek diketahui oleh manajer dan sebaliknya tidak semua informasi relevan diketahui oleh pemegang saham. Manajer dapat menyembunyikan informasi agar proyek tampak tidak bermasalah. Hal ini dilakukan demi kepentingan manajer itu sendiri. Teori ini berpendapat bahwa agen akan bertindak untuk kepentingannya sendiri dan mengabaikan kepentingan pemegang saham sehingga menyebabkan adanya konflik keagenan (Eisenhardt, 1989; Baiman (1982); Baiman (1990). Selain teori keagenan, teori prospek juga dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku pengambilan risiko. Berdasarkan teori prospek, manajer akan bersikap risk averse apabila ia berada dalam domain menguntungkan. Namun manajer akan bersikap risk taking apabila ia berada dalam domain merugikan.

Seperti diuraikan di atas, salah satu motivasi manajer mengambil risiko adalah karena mengambil risiko merupakan salah satu faktor kesuksesan. Kesuksesan berkaitan dengan dorongan untuk mendapatkan insentif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh insentif moneter pada kecenderungan pengambilan risiko dalam konteks pemilihan proyek. Penelitian ini akan menguji apakah peningkatan keuntungan akan menyebabkan seseorang bersikap risk taking ketika memilih antara dua proyek yang memiliki risiko dan return berbeda. Insentif moneter dalam penelitian ini disebut sebagai payoff magnitude. Payoff magnitude adalah besarnya hasil dari pemilihan proyek atau maksimum return yang diterima oleh manajer atas proyek yang dipilihnya.

Hipotesis

H1: Terdapat pengaruh kecenderungan pengambilan risiko terhadap payoff magnitude.

H2a: Terdapat perbedaan probabilitas bahwa setiap proyek merugi antara manajer yang bersikap risk averse dan risk taking.

H2b: Terdapat perbedaan probabilitas bahwa tidak ada bonus yang diterima antara manajer yang bersikap risk averse dan risk taking.

H2c: Terdapat perbedaan probabilitas bahwa setiap proyek menghasilkan return positif antara manajer yang bersikap risk averse dan risk taking.

H2d: Terdapat perbedaan distribusi return positif dari setiap proyek antara manajer yang bersikap risk averse dan risk taking.

H2e: Terdapat perbedaan tingkat maksimum bonus yang tersedia antara manajer yang bersikap risk averse dan risk taking.

H2f: Terdapat perbedaan tingkat rata-rata tertimbang dari bonus yang diharapkan antara manajer yang bersikap risk averse dan risk taking.

H3a: Ada interaksi antara preferensi manajer dalam pengambilan risiko dengan gender saat probabilitas bahwa setiap proyek merugi.

H3b: Ada interaksi antara preferensi manajer dalam pengambilan risiko dengan gender saat probabilitas bahwa tidak ada bonus yang diterima.

H3c: Ada interaksi antara preferensi manajer dalam pengambilan risiko dengan gender saat probabilitas bahwa setiap proyek menghasilkan return positif.

H3d: Ada interaksi antara preferensi manajer dalam pengambilan risiko jenis manajer dengan gender saat terdapat distribusi return positif dari setiap proyek.

H3e: Ada interaksi antara preferensi manajer dalam pengambilan risiko dengan gender saat terdapat tingkat maksimum bonus yang tersedia.

H3f: Ada interaksi antara preferensi manajer dalam pengambilan risiko dengan gender saat terdapat tingkat rata-rata tertimbang dari bonus yang diharapkan.

>> Halaman Download Jurnal <<