Simposium Nasiona Akuntansi 9 Padang
VALUE RELEVANCE LAPORAN KEUANGAN DI INDONESIA DAN KAITANNYA DENGAN BEBAN IKLAN DAN PROMOSI
ARIE RAHAYU HARIANI
MOHAMMAD NASHIH
UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRACT
In this study we investigate the value relevance of financial information in Indonesia and its association to advertising and promotion expenditures. We use 1993-2003 period as samples for the declining question and 2002-2003 period as samples for the advertising and promotion expenditure question and we use R2 of price level regression that is derived from Ohlson model (1995) as the value relevance measure.
Results did not show a decline in financial report value relevance—in contrary, it showed an increase—even after we excluded (i) new firms and (ii) firms that have negative earnings. Analyses on structural break showed that the increase happened in 1999-2003 period. The unconformance to hypotheses also found when we examine the association of financial information value relevance and the advertising and promotion expenditure.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Belakangan ini muncul klaim bahwa informasi akuntansi telah kehilangan sebagian relevansinya bagi investor (Francis dan Schipper, 1999). Satu tanda hilangnya sebagian relevansi informasi akuntansi menurunnya value relevance dari tahun ke tahun. Francis dan Schipper (1999) menyebutkan bahwa value relevance informasi nilai buku ekuitas dan earnings terhadap returns menurun namun meningkat terhadap nilai pasar (market equity values). Di pihak lain, Lev dan Zarowin (1999) dan Brown dkk., (1999) memperoleh bukti bahwa value relevance informasi akuntansi mengalami penurunan. Di Indonesia, penelitian oleh Margani Pinasti (2004) menyebutkan bahwa value relevance informasi akuntansi menurun sepanjang periode 1990-2001. Sekar Mayang Sari (2004) juga menemukan bukti bahwa value relevance earnings turun secara signifikan dari masa sebelum krisis (1995-1996) ke masa krisis (1997-1998).
Penurunan value relevance informasi akuntansi seringkali dikaitkan dengan perubahan lingkungan bisnis yang terjadi saat ini. Secara teoritis, satu faktor penyebab penurunan relevansi laporan keuangan adalah semakin signifikannya jumlah aktiva tak berwujud yang ada dalam perusahaan (Canibano dkk., 1999; Lev dan Zarowin, 1999). Beberapa penelitian value relevance mencoba menguji hal ini dan menemukan bahwa value relevance dapat dikaitkan dengan aktiva tak berwujud (Canibano dkk., 1999). Salah satu aktiva tak berwujud penting perusahaan adalah merek, yang dibangun oleh banyak faktor dan dikomunikasikan melalui iklan dan promosi. Shimp (1997) mengatakan bahwa komunikasi pemasaran (iklan dan promosi) merupakan faktor yang sangat penting untuk membangun merek yang positif.