ANALISIS HUBUNGAN ACTIVITY-BASED COSTING DENGAN PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN
(STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK JAKARTA)
BARBARA GUNAWAN
Universitas Muhammdiyah Yogyakarta
ABSTRACT
This study investigates the improvement in financial performance that is associated with the use of activity-based costing (ABC), and association between ABC used and relative improvement financial performance influenced the specific enabling factors identified.
One hundred and sixty internal auditors of manufacturing company in Jakarta Stock Exchange are chosen as sample. Confirmatory factor analysis and structural equation modeling are used to investigate the relationship between ABC and financial performance.
The result show 1) there is no positive association between ABC use and improvement in financial performance, but there is positive association between ABC use and improvement in return on investment (ROI) when ABC and other business strategic used simultaneously, 2) the association between ABC use and relative improvement in financial performance is not influenced by specific enabling factors identified.
Keywords: activity-based costing, enabling conditions, financial performance, structural equation models.
LATAR BELAKANG PENELITIAN.
Activity-based Costing (ABC) telah dipromosikan dan diadopsi sebagai dasar untuk pembuatan keputusan yang strategis dan untuk meningkatkan kinerja laba (Bjornenak dan Mitchell, 1999). Informasi ABC kini juga digunakan secara luas untuk menilai continous improvement dan untuk memonitor proses kinerja. Walaupun ABC dapat diterima secara luas dan cepat, tetapi ada keanekaragaman pendapat mengenai fungsi ABC (Mcgowan dan Klammer, 1997). Tidak ada penjelasan secara empiris untuk mengetahui kelebihan-kelebihan ABC (Shim dan Stagliano, 1997; Mcgowan dan Kiammer, 1997), oleh karena itu diperlukan penelitian empiris untuk mendokumentasi konsekuensi implementasi ABC (Kennedy dan Bull, 2000; Mcgowan, 1998).
Penelitian sebelumnya telah menyarankan bahwa kelebihan-kelebihan pada ABC lebih siap direalisasikan dalam kondisi-kondisi memungkinkan seperti halnya teknologi informasi yang canggih, lingkungan yang kompetitif, proses perusahaan yang kompleks, biaya yang relatif tinggi dan lain-lain. Variabel-variabel yang mewakili kondisi-kondisi ini sewajarnya disatukan ke dalam suatu model untuk menguji keberhasilan ABC.
* Simposium Nasional Akuntansi 10 – Makassar