(STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEJ)
WINDYASTUTI
UPN “VETERAN” Yogyakarta
FRASTO BIYANTO
STIE YKPN Yogyakarta
ABSTRACT
A fundamental assumption in cost accounting is that the relation between cost and volume is symmetric for volume increases dan decreases. In this research we investigate whether cost is “sticky”. The cost is sticky if whether cost increase more when volume rises than they decrease when volume fall by an equivalent amount. We find for 25 firms over 4 years, that selling, general and administrative (SG&A;)
cost increase on average 0,68 persen per 1 persen increase in volume, but decrease only 0,08 persen per 1 persen decrease in volume. The degree of stickiness increases during macroeconomic growth. The degree of stickiness also increases with asset intensity but decreases with employee intensity.
Keywords: sticky cost; selling, general and administrative cost; macroeconomic growth;
asset intensity; employee intensity.
……………………………………………..
…………………………………………….
SIMPULAN DAN KETERBATASAN
SIMPULAN
Dari analisis yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Variasi kos pemasaran, administrasi dan umum ketika penjualan bersih mengalami kenaikan lebih besar daripada ketika penjualan bersih mengalami penurunan. Ini berarti kos pemasaran, administrasi dan umum bersifat sticky.
Hipotesis 1 tidak dapat ditolak.
2. Pada saat perekonomian tumbuh secara makro, maka variasi kos pemasaran administrasi dan umum akibat penurunan penjualan bersih akan lebih kecil dibanding ketika perekonomian tidak sedang mengalami pertumbuhan. Ini berarti kos pemasaran, administrasi dan umum akan lebih sticky ketika perekonomian mengalami pertumbuhan. Hipotesis 2 tidak dapat ditolak.
3. Kos pemasaran, administrasi dan umum akan lebih sticky untuk perusahaan yang lebih banyak mempergunakan asset miliknya dalam menjalankan kegiatan usahanya. Tingkat stickiness pada kos pemasaran, administrasi dan umum meningkat sesuai dengan asset intensity (rasio total aset terhadap penjualan bersih) perusahaan. Hipotesis 3a tidak dapat ditolak.
4. Ketika penjualan bersih mengalami penurunan, maka untuk perusahaan yang memiliki intensitas pekerja tinggi, kos pemasaran, administrasi dan umum mengalami penurunan yang lebih besar daripada perusahaan dengan intensitas pekerja rendah. Hipotesis 3b ditolak. Kondisi ini berkaitan dengan kondisi pasar tenaga kerja Indonesia yang bercirikan pasokan pekerja berlebih (labour surplus). Faktor labor surplus membuat perusahaan relatif mudah untuk menyesuaikan jumlah pekerja dengan skala operasi perusahaan terutama untuk pekerja produksi.
KETERBATASAN
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan.
1. Pengambilan sampel dilakukan pada periode sesudah krisis ekonomi sehingga perilaku perusahaan pada periode sebelum krisis tidak teramati. Penelitian berikut dapat dilakukan dengan menambahkan sampel periode sebelum krisis ekonomi, sekaligus menguji perbedaan perilaku perusahaan sebelum dan sesudah krisis.
2. Penelitian ini tidak mengelompokkan perusahaan-perusahaan yang listing di BEJ ke dalam jenis-jenis industrinya. Penelitian berikut dapat dilakukan dengan mengelompokkan perusahaan-perusahaan sampel sesuai dengan jenis industrinya.
Selengkapnya klik download…