Iklan

MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DALAM PERUSAHAAN YANG MENGALAMI PERMASALAHAN KEUANGAN




  • Simposium Nasiona Akuntansi 9 Padang
    Rata Penuh

    MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DALAM PERUSAHAAN YANG MENGALAMI PERMASALAHAN KEUANGAN (FINANCIALLY DISTRESSED FIRMS)

    RATNA WARDHANI
    Universitas Indonesia
    Indonesia Banking School

    Abstract

    Corporate Governance mechanisms believed to have strong impact to the companies’ performance. The implementation of Corporate Governance in one company might be different to the implementation of Corporate Governance in other company due to the characteristic of the company. This study examined the difference of Corporate Governance mechanisms in financially distressed firms and non financially distressed firms. Corporate Governance mechanisms examined in this study are size of board, independency of board, board turn over, ownership structure by bank or financial institution and by directors. The result of this study showed that size of directors, size of commisioner, and board turn over have significant impact on the probability of firm experienced financial distressed. The evidence on impact of board of director and board of commissioner size on the probability of firm experienced financial distressed also confirmed by test using lag 1 year. This study fail to document the evidence of the relationship of board indepedency and ownership structure with the probability of firm experienced financial distressed.

    Key words: Corporate governance, financial distress, board size, board independency, board turnover, ownership structure.

    1. Pendahuluan

    Corporate Governance (CG) merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow, 2001). Isu mengenai CG ini mulai mengemuka, khususnya di Indonesia, setelah Indonesia mengalami masa krisis yang berkepanjangan sejak tahun 1998. Banyak pihak yang mengatakan lamanya proses perbaikan di Indonesia disebabkan oleh sangat lemahnya CG yang diterapkan dalam perusahaan di Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktek CG.

    Porter (1991) menyatakan bahwa alasan mengapa perusahaan sukses atau gagal mungkin lebih disebabkan oleh strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Kesuksesan suatu perusahaan banyak ditentukan oleh karakteristik stategis dan manajerial perusahaan tersebut. Strategi tersebut diantaranya juga mencakup strategi penerapan sistem Good Corporate Governance (GCG) dalam perusahaan. Struktur GCG dalam suatu perusahaan bisa jadi dapat menentukan sukses tidaknya suatu perusahaan. Daily & Dalton (1994) meneliti mengenai adanya kemungkinan hubungan dari dua aspek struktur governance, komposisi direksi dan struktur kepemimpinan dari direksi, sebagai faktor penjelas dari kebangkrutan suatu perusahaan. Penelitian mereka menyimpulkan bahwa memang terdapat hubungan yang signifikan antara komposisi direksi dan struktur kepemimpinan direksi tersebut dengan kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan.

    Selengkapnya bisa didownload
    (klik link di bawah ini)
    Link: www.ziddu.com

    Iklan

    Tinggalkan Balasan

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.